Gejolak di Koloni AS di Suriah, Parlemen Al Rukban Tolak Kudeta Jenderal Muhannad Al Tala

Gejolak politik terjadi di kamp pengungsi Al Rukban di Suriah yang secara de facto adalah koloni AS dkk atau sejenis protektorat.

Dewan adat atau parlemen lokal yang dibentuk oleh para pengungsi menolak kudeta terhadap pemimpin de facto mereka Mohannad Al Tala.

Berita menyebut Mohannad berpangkat kolonel meski yang bersangkutan telah mengeluarkan keputusan untuk menaikkan pangkatnya dari Brigadir Jenderal menjadi Mayor Jenderal.

Imbas dari penolakan 'parlemen Al Rukban' itu, AS dan koalisi mengancam akan menarik dukungan termasuk pendanaan kepada milisi di Al Rukban yang jumlah tidak lebih dari seribu personel.

Terdapat beberapa isu yang bersileweran soal pencopotan Jenderal Muhannad itu.

Di antaranya:

1. Adanya ketidakharmonisan antara Muhannad dengan sejumlah perwira dan pejabat militer Inggris, Norwegia dan Jerman yang berada di pangkalan Al Tanf sekitar Al Rukban.

2. Muhannad dituduh telah menaikkan pangkatnya secara sepihak tanpa persetujuan pasukan koalisi. Para milisi menyebut bahwa koalisi tidak punya hak ikut campur urusan internal mereka meski menjadi proksi dari koalisi. Muhannad sendiri adalah betas tentara rezim berpangkat letnan kolonel yang kemudian menjadi pendukung oposisi.

3. Adanya upaya Muhannad untuk menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintah Irak dengan peluang pembukaan perbatasan antara Al Rukban dengan Irak.

4. Jenderal Muhannad menolak meleburkan wilayah kekuasaannya di Al Rukban dengan pemerintahan SDC/SDF yang menguasai Timur Suriah dan lebih kaya dari segi SDA namun mempunyai pemerintahan yang didominasi Kurdi.

5. Jenderal Muhannad sebelumnya diberi cuti ke Turki dan pasukan koalisi mengumumkan secara sepihak pergantiannya dengan kapten Farid Al Qasim kelahian tahun 1980-an.

6. Jenderal Muhannad selalu mengeluh bahwa koalisi AS dkk tidak berusaha melindungi warga Al Rukban dari serang rejim Bashar Al Assad termasuk pemboman dari Rusia dan Iran.

Milis di Al Rukban awalnya merupakan bagian dari FSA pasukan oposisi. Namun saat pemerintahan interim bentukan oposisi melebur FSA menjadi Tentara Nasional Suriah, mereka tidak bergabung dan terus menggunakan istilah FSA.

Kelompok Kurdi yang menguasai pemerintahan SDF/SDC di Timur Suriah bukanlah sahabat milisi meski sama-sama anti ISIS, jika Al Rukban melebur ke SDF maka mereka akan mejadi anak bawang dan kelompok Kurdi akan mempunyai akses ke perbatasan Yordania.

Dengan konstalasi tersebut Al Rukban dapat disebut sebagai 'negara proto' yang independen secara de facto meski hanya sebuah kamp pengungsi. Posisi ke AS dkk dapat disebut seperti koloni atau paling tidak sebuah protektorat.

Di masa puncaknya, terdapat sekitar 150 ribuan menghuni kamp pengungsi ini. Namun karena kondisi yang kurang baik kini hanya bersisa sekitar 50 ribuan.

Sebelum menjadi kamp pengungsian, Al Rukban adalah kawasan padang pasir yang hanya dihuni oleh penggembala dengan gubuk-gubuk non permanen.



SHARE

About peace

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

|| Diplomat Israel Picu Kontroversi Global: Serukan Eksekusi Anak Palestina dan Ancam Hancurkan Rekonstruksi Gaza || Koh Lay Huan dan Lebai Dappa: Dua Tokoh di Pusaran Sejarah Aceh dan Penang || Aceh: Gerbang Potensial Industri Mobil Listrik Indonesia || Pemerintah Baru Suriah Berusaha Tingkatkan Kemampuan Alutsista || 10 Keberhasilan Presiden Suriah Ahmad Al Shara yang Dianggap Bersejarah || Ini Dia Loyalis Assad Dalang Pembunuhan Polisi di Pantai Suriah || Cara Libya, Suriah dan Sudan Mengatasi Masalah Politik Internal || Bagaimana Posisi SIG Suriah Usai Terbentuknya Pemerintahan Damaskus? || Diperkirakan 5 Ribu Sisa Loyalis Assad Masih Aktif Bergerilya di Suriah || Aceh Bergerak: Sinergi Koperasi Desa Merah Putih, BUMDes, dan BUMD dalam Pengentasan Kemiskinan || Menanti Munculnya 'Haftar' versi Suriah || Komandan Elite Israel dari Kalangan Druze Tewas di Gaza || Mengapa Turki tak Bantu Lebanon Lawan Invasi Zionis Israel? || Mesir Investasi Pembangkit Tenaga Surya di Djibouti Cegah Ketergantungan dari Ethiopia || Somaliland Letak Batu Pertama Pembangunan Kedutaan di Addis Ababa, Ethiopia || Ambisi Greater Israel, Tel Aviv Hancurkan Pabrik Otomotif Iran di Suriah || Di Balik Kekhawatiran Erdogan Jika Israel Menduduki Damaskus || Assad Dinilai Acuhkan Pergerakan Pasukan Israel di Selatan Suriah || 10 Alasan Tel Aviv Kini Lebih Pede Kampanyekan Ambisi Greater Israel di Timur Tengah || Israel Pancing Suriah Terlibat Konflik untuk Kuasai Daerah Menuju Irak dan Iran || Jelang Serangan Darat, Yayasan Pendudukan Israel Mulai Jual Kapling Perumahan di Lebanon || Intervensi Polwan Houthi di Sektor Pendidikan Disayangkan Warga Yaman || Dua Fundamentalis Kristen Eks Tentara Jerman Ketahuan Bentuk Pasukan Swasta di Yaman || Meski Didera Konflik, Rakyat Yaman tak Pernah Lupakan Sepakbola || Gencatan Senjata Gagal Diperpanjang, Apakah Perang Besar akan Terjadi di Yaman? || Pemimpin Baru 'Negara' Al Rukban di Suriah Kapten Fareed Qassem yang Diangkat AS Mulai Gelar Rapat Kabinet || Presiden Bashar Al Assad Dilaporkan Perintahkan Miliarder Hossam Katerji Garap Ekonomi Aleppo, Suriah || Asal Mula Bangkitnya Kembali Nasionalisme Al Katiri di Hadramaut, Yaman || Kaum Nasionalis Gelar Demo Dukung Berdirinya Kembali Negara Al Katiri di Hadramaut, Yaman || Gejolak di Koloni AS di Suriah, Parlemen Al Rukban Tolak Kudeta Jenderal Muhannad Al Tala || Kesultanan Tarim Masuk dalam Wilayah Hadramaut di Bentuk Federasi Yaman yang Baru || AS Lakukan Resuffle Kepemimpinan Pejuang Suriah di Al Rukban, Farid Al Qasim Gantikan Kolonel Muhannad Tala || Dibantah Tehran, Bagaimana Cara Rusia Mendapat Drone Iran? || Ketika Hadramaut Jadi Rebutan Pemerintah, Separatis Yaman Selatan STC dan Liga Hadrami || Warga Yaman Curiga Houthi dan Pemerintah Punya Kesepakatan di Belakang Layar untuk Bendung Separatis || Media Separatis Yaman Selatan Olok-Olok Parade Militer Pemerintah Miskin Senjata Canggih Lawan Houthi || Ketika Lembaga Penyiaran Yaman Juga Terpecah Dua Usai Konflik Sanaa dan Aden || Parade Militer Yaman di Taiz Imbangi Kekuatan Houthi di Hudaydah || Imbangi Pemberontak Houthi, Pemerintah Yaman Gelar Parade Militer di Marib || Inilah Anggota PLC Yaman yang Kini Memegang Tampuk Pemerintah || Secara De Facto Yaman Telah Kembali Menjadi Negara Federasi Mirip Suriah dan Somalia || Kelompok Pemberontak Houthi Ingin Bangun Jaringan Transportasi Metro di Sanaa, Yaman || Kalah Telak, Perbandingan Pasukan Separatis STC Yaman Selatan dengan Houthi || Partai Kongres Rakyat Bermain Cantik Kuasai Politik Yaman || Politik Unik di Yaman, Pemimpin Separatis Ancam Bubarkan Pemerintahan yang Sah ||