Pada akhir tahun 2024, Tentara Nasional Suriah (SNA) di bawah pemerintahan sementara (SIG) berpartisipasi dalam serangan mendadak yang menyebabkan jatuhnya rezim Assad, sekaligus merebut wilayah dari Pemerintahan Otonomi Suriah Utara dan Timur yang dipimpin Kurdi.
Abdurrahman Mustafa, kepala pemerintahan sementara Suriah setingkat PM di Azaz yang menjadi saingan pemerintahan penyelamat (SG) di Idlib, menandatangani perintah pada tanggal 30 Januari 2025 untuk menyerahkan semua kekuasaan dan kadernya kepada pemerintahan transisi Suriah di Damaskus yang dipimpin oleh PM SG dari Idlib.
Pernyataan tersebut tidak dipublikasikan di akun resminya, tetapi sebuah laporan dari Enab Baladi mengatakan bahwa salinan pernyataan tersebut telah diperoleh dari Yasser Haji, direktur departemen luar negeri dan kerja sama internasional pemerintahan sementara, dan mengonfirmasi keasliannya.
SIG mengatakan: "Kami akan memberikan kemampuan, kader, dan keahlian kami kepada negara Suriah untuk melayani proyek pembangunan Suriah baru."
SNA telah memulai proses integrasi ke dalam angkatan bersenjata Suriah yang baru. Pada tanggal 3 Februari, dilaporkan bahwa dua pemimpin SNA ditunjuk sebagai komandan divisi di angkatan bersenjata oleh kementerian pertahanan pemerintah transisi.
Pada tanggal 5 Februari dan 6 Februari, pasukan pemerintah transisi dikerahkan ke seluruh wilayah bekas SIG.
Penyatuan ini lebih dahulu terjadi dari penandatanganan penyatuan kekuatan SDF Kurdi dengan Presiden Suriah satu hari yang lalu.
0 komentar:
Posting Komentar