LATAKIA, SURIAH – Situasi di perbatasan Suriah-Lebanon semoat kembali memanas beberapa harinyanh lalu setelah terjadi bentrokan antara pasukan keamanan publik Suriah dan kelompok yang diduga sisa-sisa pasukan rezim yang digulingkan.
Sosok Maqdad Fatiha, mantan anggota pasukan rezim dan Garda Republik, menjadi sorotan utama dalam insiden yang terjadi pada 10 Maret lalu.
Maqdad Fatiha, yang namanya mencuat setelah kejatuhan rezim Assad karena penolakannya untuk menyerahkan senjata, diduga kuat berada di balik provokasi yang memicu bentrokan tersebut.
Melalui media sosial, Fatiha menyerukan kepada para pendukungnya untuk bergabung dengan kelompoknya, yang dikenal sebagai Brigade Perisai Pantai.
Keberadaan Fatiha sempat menjadi teka-teki, apakah ia berada di wilayah Lebanon atau Suriah. Namun, analisis video yang beredar menunjukkan bahwa Fatiha aktif bergerak di kedua negara, memanfaatkan celah di perbatasan yang tidak terkendali di wilayah Hakar al-Zahiri, dekat Tartus.
"Kami menemukan bukti bahwa Fatiha berada di wilayah Suriah pada saat bentrokan terjadi," ungkap sumber terpercaya. "Beberapa hari sebelumnya, ia juga terlihat berada di dekat Sungai Besar, yang merupakan wilayah perbatasan yang rawan."
Aktivitas Fatiha yang bolak-balik melintasi perbatasan diduga kuat menjadi pemicu bentrokan pada malam 10 Maret. Ada dugaan bahwa ia melarikan diri ke Lebanon setelah melancarkan serangan, atau bahwa kelompoknya menggunakan wilayah Lebanon sebagai basis untuk menyerang Suriah.
"Kami menduga ada pihak-pihak di Lebanon yang memberikan dukungan kepada kelompok ini, baik berupa senjata maupun tempat perlindungan," tambah sumber tersebut.
Situasi di Latakia saat ini masih tegang. Pihak berwenang Suriah terus melakukan operasi untuk menangkap Maqdad Fatiha dan membongkar jaringan kelompoknya. Sementara itu, warga diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap potensi gangguan keamanan.
Sekitar seribu menjadi korban dalam bentrokan tersebut yang diawali dengan pembantaian anggota polisi dari pemerintahan baru Suriah. Kuburan massal mereka telah ditemukan saat pasukan pemerintah berhasil mengendalikan keamanan di Latakia dan Tartus.
0 komentar:
Posting Komentar