Wina, Austria – Pernyataan seorang diplomat Israel di Austria telah memicu kemarahan global, setelah rekaman suara rahasia mengungkapkan seruannya yang kontroversial terkait anak-anak Palestina dan upaya rekonstruksi di Gaza.
Duta Besar Israel untuk Austria, David Roet, terekam dalam sebuah pertemuan dengan komunitas Yahudi di Innsbruck, menyarankan agar anak-anak Palestina yang membawa senjata harus dieksekusi, pernyataan ini dinilai hanya preteks dari genosida Israel di Gaza yang membantai anak-anak dan pengungsi Gaza yang terlelap tidur di pengungsian.
Pernyataan tersebut, yang diungkapkan dalam rekaman suara yang bocor, mengejutkan banyak pihak. Roet, tanpa memberikan bukti konkret, menyatakan bahwa "setiap anak di bawah umur yang membawa senapan atau bom harus dieksekusi." Seruan ini muncul di tengah konflik yang telah merenggut ribuan nyawa, termasuk ribuan anak-anak.
Lebih lanjut, Roet juga mengancam akan menghancurkan upaya rekonstruksi di Gaza jika Uni Eropa berani berinvestasi di wilayah yang hancur akibat konflik tersebut. Ancaman ini dianggap sebagai upaya untuk menghambat pemulihan wilayah yang telah lama menderita akibat blokade dan serangan militer.
Pernyataan Roet juga meremehkan kekhawatiran tentang pembunuhan anak-anak di Gaza. Ia berargumen bahwa jika orang percaya tidak ada "peserta" dalam pertempuran di Gaza, maka mereka akan percaya bahwa Israel sengaja menargetkan anak-anak, yang menurutnya tidak benar.
Namun, data dari UNICEF menunjukkan bahwa lebih dari 14.500 anak telah tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Angka ini belum termasuk anak-anak yang tewas setelah Israel melanggar gencatan senjata. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa total korban tewas telah mencapai 50.000 jiwa, dengan 113.000 orang terluka, dan 10.000 orang masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Rekaman suara Roet bocor dua hari setelah Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret, yang menyebabkan lebih dari 500 orang tewas, termasuk 200 anak-anak. Pelanggaran ini memicu kecaman internasional dan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.
Pernyataan Roet telah memicu kecaman luas dari berbagai organisasi hak asasi manusia dan pemerintah di seluruh dunia.
Mereka mengecam seruan eksekusi anak-anak sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan.
Beberapa pihak menuntut agar Roet dicopot dari jabatannya dan diadili atas pernyataannya. Mereka juga menyerukan penyelidikan independen atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan selama konflik di Gaza.
Pernyataan Roet juga memperburuk hubungan antara Israel dan Uni Eropa, yang selama ini menjadi salah satu donor utama bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Ancaman Roet terhadap upaya rekonstruksi di Gaza dianggap sebagai upaya untuk mempolitisasi bantuan kemanusiaan.
Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dan telah menyebabkan penderitaan yang tak terhitung bagi warga sipil, terutama anak-anak. Seruan eksekusi anak-anak dan ancaman terhadap upaya rekonstruksi hanya akan memperburuk situasi dan menghambat upaya perdamaian.
Masyarakat internasional harus bersatu untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia dan mencari solusi damai yang adil dan berkelanjutan. Anak-anak, di mana pun mereka berada, memiliki hak untuk hidup dan tumbuh dalam damai.
0 komentar:
Posting Komentar