Delapan Tahun Sudah Kelompok Houthi Berkuasa di Yaman Utara

Pemberontak Houthi di Yaman Utara menggelar parade militer untuk mengenang tahun kedelapan mereka berkuasa di Sanaa.

Pada awalnya, kelompok ini hanya minoritas yang termarjinalkan di utara Yaman berbatasan dengan Arab Saudi.

Namun geopolitik musim semi Arab membuat mereka muncul sebagai kekuatan utama yang memerintah di Sanaa dan membuat presiden saat itu mengungsi dan mendirikan pemerintahan sementara di Aden yang dulunya ibukota Yaman Selatan.

Kasus Houthi yang menguasai Sanaa yang dulunya menjadi ibukota Yaman ini menjadi unik karena pemberontak membuat pemerintah terpaksa mengungsi.

Berbagai usaha dilakukan untuk mendamaikan pihak yang bertikai dan selalu gagal. Justru pemerintahan Yaman di Aden yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-bangsa menjadi terbelah denga lahirnya sempalan STC yang ingin mendirikan kembali negara Yaman Selatan.

Jika dibandingkan dengan politik Libya, terjadi kemiripan meski pemerintahan Libya yang diakui internasional hanya menguasai ibukota Tripoli.

Halsinya, pemerintahan paralel di Benghazi berada di atas angin membuli Tripoli. Kekuatan pemerintahan paralel justru jauh di atas angin meski tidak pernah berhasil menguasai Tripoli.

Musim Semi Arab hanya sukses secara relatif di Tunisia dan gagal total di Mesir dengan kembalinya kekuatan militer.

Di Libya, Yaman dan Suriah justru malah deadlock.

Di Suriah kini malah terdapat empat pemerintahan yang saling klaim sah. Selain pemerintahan Bashar Al Assad juga terdapat pemerintahan SDC atau Qasad di Timur Suriah yang kaya SDA migas.

Juga terdapat pemerintahan interim di Azaz dan pemerintahan penyelamat di Idlib yang sebenarnya lebih pada kamp-kampa pengungsi.

SHARE

About peace

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru