ACEH HEBAT -- Koperasi Syariah 212 (KS 212) mulai memasuki ranah pasar modal. Hal ini dilakukan dengan membentuk reksa dana syariah (RDS) Pengembangan Ekonomi Umat bersama Asia Raya Kapital.
Reksa dana syariah ini diproyeksikan menjadi salah satu basis pendanaan untuk pengembangan bisnis KS 212. Direktur Eksekutif KS 212, Ahmad Juwaini, mengatakan saat ini selain pengembangan bisnis ritel dan properti, KS 212 juga berinvestasi di instrumen keuangan yakni deposito dana di lembaga keuangan syariah dan RDS Pengembangan Ekonomi Umat bersama Asia Raya Kapital agar bisa menghasilkan keuntungan. RDS Pemberdayaan Ekonomi Umat sendiri akan bersifat terbuka bagi semua investor, tidak terbatas pada anggota KS 212.
Di awal, pengelolaannya akan seperti reksa dana syariah pada umumnya. "Kami baru mulai. Reksa dana syariah yang dibentuk pun sengaja yang terbuka sehingga siapa saja bisa berinvestasi di sana," ujarnya usai acara silaturahim KS 212 di Masjid Andalusia, Sentul, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/7).
Menurut Juwaini, dengan sistem yang ada di pasar modal, bagi hasil kepada investor tidak akan salah karena sudah berdasarkan nama dan alamat. Reksa dana syariah juga akan menjadi sumber dana apabila kelak KS 212 berencana mengembangkan bisnis.
"Nanti saat dananya sudah mulai banyak, misalnya Rp 100 miliar, lalu bila ada rencana akuisisi, dana dari sana bisa dipakai. Jadi ini penguatan basis dana dulu," kata dia.
Syariah Pengembangan Ekonomi Umat ini juga sekaligus memberi manfaat dakwah. Sebab, sebagian dari imbal jasa yang diterima Asia Raya Kapital sebagai manajer investasi akan dikelola dalam bentuk program sosial keumatan.
Meski begitu, Juwaini mengaku rancangan program sosial yang akan dibuat KS 212 bersama Asia Raya Kapital belum ada. Asia Raya Kapital pernah memiliki produk RDS yang imbal jasa manajer investasinya dipakai untuk program kebersihan masjid. "Kami sendiri belum memutuskan seperti apa. Yang penting sudah ada kerja sama, sosialisasi, dan bagi tugas dulu," kata Juwaini.
Sejauh ini sudah ada dana investasi sebesar Rp 50 miliar dari mitra KS 212 plus dari KS 212 sebesar Rp 4 miliar sehingga di awal RDS Pengembangan Ekonomi Umat sudah akan memiliki dana kelolaan sebesar Rp 54 miliar. Dari paparan Juwaini, hingga akhir 2017 ini KS 2017 memiliki sejumlah target kuantitatif yakni jumlah anggota sebanyak 70 ribu anggota, total simpanan anggota Rp 35 miliar, 212 Mart sebanyak 50 unit dengan pendapatan 212 Mart Rp 1,250 miliar, dan unit usaha lainnya 10 unit dengan pendapatan usaha lain Rp 100 juta. Mereka juga menargetkan unit Tower 212 terjual 100 unit dengan pendapatan dari unit tower sebesar Rp 1 miliar serta pendapatan reksa dana syariah dan investasi keuangan Rp 1,66 miliar. Dengan demikian, total target pendapatan KS 212 di akhir 2017 sebesar Rp 4,010 miliar dengan proyeksi laba diharapkan bisa mencapai Rp 2,810 miliar. (sumber)
Reksa dana syariah ini diproyeksikan menjadi salah satu basis pendanaan untuk pengembangan bisnis KS 212. Direktur Eksekutif KS 212, Ahmad Juwaini, mengatakan saat ini selain pengembangan bisnis ritel dan properti, KS 212 juga berinvestasi di instrumen keuangan yakni deposito dana di lembaga keuangan syariah dan RDS Pengembangan Ekonomi Umat bersama Asia Raya Kapital agar bisa menghasilkan keuntungan. RDS Pemberdayaan Ekonomi Umat sendiri akan bersifat terbuka bagi semua investor, tidak terbatas pada anggota KS 212.
Di awal, pengelolaannya akan seperti reksa dana syariah pada umumnya. "Kami baru mulai. Reksa dana syariah yang dibentuk pun sengaja yang terbuka sehingga siapa saja bisa berinvestasi di sana," ujarnya usai acara silaturahim KS 212 di Masjid Andalusia, Sentul, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/7).
Menurut Juwaini, dengan sistem yang ada di pasar modal, bagi hasil kepada investor tidak akan salah karena sudah berdasarkan nama dan alamat. Reksa dana syariah juga akan menjadi sumber dana apabila kelak KS 212 berencana mengembangkan bisnis.
"Nanti saat dananya sudah mulai banyak, misalnya Rp 100 miliar, lalu bila ada rencana akuisisi, dana dari sana bisa dipakai. Jadi ini penguatan basis dana dulu," kata dia.
Syariah Pengembangan Ekonomi Umat ini juga sekaligus memberi manfaat dakwah. Sebab, sebagian dari imbal jasa yang diterima Asia Raya Kapital sebagai manajer investasi akan dikelola dalam bentuk program sosial keumatan.
Meski begitu, Juwaini mengaku rancangan program sosial yang akan dibuat KS 212 bersama Asia Raya Kapital belum ada. Asia Raya Kapital pernah memiliki produk RDS yang imbal jasa manajer investasinya dipakai untuk program kebersihan masjid. "Kami sendiri belum memutuskan seperti apa. Yang penting sudah ada kerja sama, sosialisasi, dan bagi tugas dulu," kata Juwaini.
Sejauh ini sudah ada dana investasi sebesar Rp 50 miliar dari mitra KS 212 plus dari KS 212 sebesar Rp 4 miliar sehingga di awal RDS Pengembangan Ekonomi Umat sudah akan memiliki dana kelolaan sebesar Rp 54 miliar. Dari paparan Juwaini, hingga akhir 2017 ini KS 2017 memiliki sejumlah target kuantitatif yakni jumlah anggota sebanyak 70 ribu anggota, total simpanan anggota Rp 35 miliar, 212 Mart sebanyak 50 unit dengan pendapatan 212 Mart Rp 1,250 miliar, dan unit usaha lainnya 10 unit dengan pendapatan usaha lain Rp 100 juta. Mereka juga menargetkan unit Tower 212 terjual 100 unit dengan pendapatan dari unit tower sebesar Rp 1 miliar serta pendapatan reksa dana syariah dan investasi keuangan Rp 1,66 miliar. Dengan demikian, total target pendapatan KS 212 di akhir 2017 sebesar Rp 4,010 miliar dengan proyeksi laba diharapkan bisa mencapai Rp 2,810 miliar. (sumber)
0 komentar:
Posting Komentar