ilustrasi |
Dalam jumpa perspada Minggu (20/9) siang, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebut, jumlah korban terbanyak berada di Palu, yaitu 821 orang. Adapun korban tewas di Donggala mencapai 11 orang.
Akan tetapi, Sutopo mewanti-wanti, jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah.
"Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong listrik padam, komunikasi tidak intensif. Kta tidak tahu secara pasti bagaimana dampak gempa dan tsunami, bagaimana penanganan. Korban yang diduga tertimbun reruntuhan, masih banyak. Banyak daerah-daerah yang belum terjangkau," kata Sutopo.
Disebutkan Sutopo, aksi pencarian dan penyelamatan korban oleh Badan SAR Nasional difokuskan di Hotel Roa-Roa.
"Hotel itu rata dengan tanah, Diperkirakan 50 sampai 60 orang tertimbun. Operasi SAR tidak mudah, Banyak kendala, listrik padam, komunikasi terbatas, alat berat terbatas. Kita kerahkan alat berat yang di Palu, namun jumlahnya tidak mencukupi dibanding kerusakan yang ada di Palu. Mengirim alat berat dari luar kota Palu, terkendala akses jalan," papar Sutopo.
Secara terpisah, M Syaugi selaku Kepala Basarnas mengakui minimnya alat berat membuat upaya pencarian dan penyelamatan sangat terkendala.
"Kita berpacu dengan waktu. Waktunya sangat terbatas. Kalau ada korban selamat, mereka pasti sangat lemah. Saya panggil nggak ada suara. Saya nggak ada pilihan kecuali alat berat didatangkan," ujarnya. (sumber)
0 komentar:
Posting Komentar