Partai Kongres Rakyat Bermain Cantik Kuasai Politik Yaman

Bisa jadi pemenang konflik Yaman sebenarnya bukanlah kelompok Houthi atau Ansharullah. Tapi partai lama Kongres Rakyat Umum yang kisahnya mirip Golkar di Indonesia.

Dalam kasus Indonesia, Partai Golkar segera menyesuaikan diri usai reformasi bahkan beranak pinak menjadi Demokrat, Nasdem, Hanura dan Gerindra yang akhirnya mendominasi politik nasional.

Di Yaman Partai Kongres atau bernama The General People's Congress (GPC; Arabic: المؤتمر الشعبي العام; transliterated: Al-Mo'tamar Ash-Sha'abiy Al-'Aam) ini terbagi tiga saat Houthi berkuasa.

Pertama Pimpinan mantan presiden Abdullah Saleh yang langsung koalisi dengan Houthi meski Saleh akhirnya dibunuh, yang kedua GPC pimpinan Mansour Hadi yang kemudian menjadi Presiden yang diakui dunia internasional. Dan yang ketiga GPC di bawah kemenakan Saleh, Tareq Saleh yang belakangan menjadi musuh Houthi.

Di Sanaa, GPC pengikut Abdullah Saleh membentuk pemerintahan tandingan bersama Houthi dengan nama Pemerintahan Penyelamat.

Ekonomi Sanaa dan wilayah yang dikuasai Houthi berkembang bagus dan lebih baik dari pemerintahan Aden yang diakui internasional, sekarang di bawah kepemimpinan Dewan Kepresidenan atau PLC.

Di Aden, GPC versi Hadi dulu itu tetap memegang kekuasaan didukung Partai Reformasi atau Islah yang sebelum konflik merupakan partai kedua terbesar.

Praktis, tahun 2015 pemerintahan Aden yang terusir membentuk kembali pasukan nasional yang kebanyakan merupakan massa Al Islah karena partai ini memang berasal dari selatan.

Namun belakangan, dominasi Partai Al Islah ini di politik dan militer mulai tergerus karena GPC menggantikan pejabat Al Islah dengan kelompok separatis STC dukungan Uni Emirat Arab.

UAE juga menganakemaskan pasukan bentukan sendiri dengan gaji lebih tinggi.

GPC juga lepas tangan saat STC da Al Islah berperang di lapangan.

Banyak yang menilai permainan cantik GPC ini bersama Arab Saudi dan UAE bertujuan untuk mengakhiri konflik saat GPC pro Houthi dan GPC yang menguasai pemerintahan Aden tinggal berunding untuk menghentikan konflik.

Namun banyak yang skeptis dengan permainan politik GPC ini, karena jika kelak terbentuk pemerintahan yang bersatu bukan tak mungkin konflik akan tercipta di Selatan karena Houthi belum tentu setuju dengan STC yang ingin mendirikan negara Yaman Selatan sendiri.



SHARE

About peace

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru