Pemimpin Baru 'Negara' Al Rukban di Suriah Kapten Fareed Qassem yang Diangkat AS Mulai Gelar Rapat Kabinet

Pemimpin baru kamp pengungsi Al Rukban, Kapten Fareed Qassem, sebelumnya ditulis Farid Al Qasim, mulai menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan militer untuk sinkronisasi masa transisi dan membahas program masa depan.

Amerika Serikat dkk dituduh oleh warga Al Rukban melakukan kudeta kepada Mayjen Mohannad Tala yang sedang liburan ke Turki usai perselisihan dengan sejumlah jenderal dari Inggris, Norwegia dan staf militer lainnya dari koalisi AS dkk.

Mereka menuntut agar Jenderal Mohannad Tala dikembalikan posisi sebagai pemimpin milisi revolusi buatan AS di pangkalan Al Tanf dekat Al Rukban.

Namun, AS dkk tak bergeming dan Kapten Farid Qassem melanjutkan tugasnya untuk membangun kembali kesolidan pasukannnya.

Meski hanya sebuah kamp pengungsi, warga Suriah berkelakar bahwa Al Rukban adalah sebuah negara proto secara de facto karena keberadaanya tidak diakui dan dianggap ilegal oleh pemerintah Bashar Al Assad di Damaskus.

Kamp yang dhuni sekitar 50 ribu pengungsi ini juga tidak tunduk ke otoritas oposisi yang kini membentuk pemerintahan interim Suriah atau SIG karena mereka masih mengaku bagian dari FSA.

SIG/SOC sendiri sudah membubarkan FSA dan meleburnya menjadi tentara nasional Suriah atau SNA dan milisi revolusi di Al Tanf tidak masuk ke dalam strukturnya meski menggunakan bendera yang sama.

Sejatinya, milisi ini bentukan AS dkk dengan bantuan Yordania di era Presiden Barack Obama. Namun, baik AS dan Yordania tidak ingin menanggung beban untuk memberi makan pengungsi.

Yordania juga tak ingin perbatasan antara Al Rukban dan negaranya dibuka untuk memasok bantuan kemanusiaan dari PBB karena tak ingin membuat marah Damaskus.

Lebih dari itu, Jenderal Mohannad Al Tala juga pernah menolak milisinya dimasukkan menjadi bagian dari tentara SDF yang didominasi kelompok Kurdi dan kini mempunyai pemerintahan sendiri bernama SDC/AANES atau Qasad di Hasakah yang juga didukung AS dkk.

Dengan fakta itu, walau kondisi pengungsi sangat mengenaskan, Al Rukban mempunyai 'kedaulatan' penuh untuk mengurus dirinya sendiri. 

Uniknya, para pengungsi Al Rukban disokong secara moral oleh sebuah kantor pengacara keturunan Suriah di AS sehingga dapat disebut sebagai 'duta besar' kehormatan de facto Negara Al Rukban di AS dan PBB.

Posisi Al Rukban juga sama dengan pemerintahan Qasad, SIG maupun pemerintahan penyelamat Suriah atau SG di Idlib yang sama-sama tak diakui Damaskus.

Posisinya mirip Taiwan dukungan AS dkk tapi tak diakui Beijing.

SHARE

About peace

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru